Karenanya, kendalikan jarimu

Zaman sudah canggih, dan katanya akan memasuki revolusi industri 4.0. Sudahkah dimanfaatkan dengan baik?

Media sosial merupakan momok yang tak lagi tabu di telinga setiap orang. Apalagi para milenial yang menjadikan medsos sebagai sesuatu yang sakral untuk dilewatkan. Tanpa smartphone dalam genggaman, dunia terasa hampa bak lampu tanpa cahaya. Rasanya, kurang afdhal jika belum membagikan "kehidupanku" di linimasa instagram, facebook, twitter atau whatsapp story. Begitulah kira-kira pemandangan yang terlihat saat ini.

Tidak sedikit apa yang kita bagikan memancing para netizen untuk berkomentar. Sebagai pengguna sekaligus penikmat kehidupan orang lain, terkadang kita memiliki perasaan ke-aku-an dan campur tangan. Apalagi jika itu akun-akun lambe yg menyoroti kehidupan selebritas yang banyak mengundang kontroversi. Atau akun-akun hijrah yang notabene menggambarkan fanatisme suatu mazhab.

Jika dilihat dari sisi positif tentu banyak sekali. Selain bisa mempertemukan teman lama yang sudah lama tak bersua, kemudian sebagai tempat untuk bertukar informasi. Media sosial juga merupakan alat komunikasi tanpa batas yang menyatukan setiap orang, dari penjuru manapun.

Dampak negatifnya, jangan salah. Tentu tidak sedikit. Sebagai pengguna medsos terbanyak. Remaja rentan terkena cyber crime terkhusus di medsos. Dan itu terjadi pada sesama remaja. Contohnya, kasus bullying yang menimpa  Audrey, seorang siswi SMP, yang nampaknya masih hangat untuk diperbincangkan. Mulai dari perseteruan di kolom komentar, berlanjut dengan kekerasan fisik di dunia nyata. Kasus yang berakhir dengan jabatan tangan ini cukup mengundang perhatian setiap orang yang juga penikmat medsos, mulai dari mahasiswa, public figure, hingga seorang lawyer. Berita yang simpang siur ini menyebabkan beberapa orang memihak "korban", dan tanpa sadar sudah menyebar kebencian terhadap "tersangka". Sudah  bisa dipastikan jika hal tersebut terjadi karena mudahnya jari-jari kita untuk mengetik sesuai dengan hawa nafsu. Tanpa mencoba untuk bertabayyun terlebih dahulu.

Tanpa ingin menyinggung  pihak manapun ya. Yang pada intinya, itulah kenapa, pentingnya etika dalam bermedsos.

 سلامة الإنسان في حفظ اللسان
Keselamatan manusia itu terdapat dalam penjagaan lidahnya (perkataannya).
Begitulah syair Arab yang sering kita dengar.

Meski saat ini kebanyakan orang berkata bukan dengan lidahnya, melainkan dengan jarinya. Namun, itu merupakan buah dari pemikirannya yang kemudian menggambarkan kepribadiannya. Maka, pentingnya sikap mawas diri untuk menjaga lisan kita dalam bermedsos agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, juga menjadikan kita lebih berhati-hati dan bijaksana dalam menyikapi segala informasi yang datang, mengendalikan diri dalam berkomentar, atau membagikan hal yang dirasa lebih banyak manfaat daripada mudharatnya.

Semoga bermanfaat.
Wallahu a'lam bisshawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pastikan Perjalanan Udaramu Tak Sendeso Saya

Terimakasih Tuhan

Lulus Bukan Hanya Perihal Keinginan, Tapi Juga Tanggung Jawab