Lulus Bukan Hanya Perihal Keinginan, Tapi Juga Tanggung Jawab

Pada titik-titik tertentu, saya pikir, dunia kampus tidak begitu menyedihkan dibandingkan dengan harus menahan lapar padahal tidak sedang puasa. 

Banyak hal-hal menyenangkan yang sudah saya lewati sampai sejauh ini.
Meskipun saya (sempat) menahan kantuk karena dikejar deadline, (harus) hilir-mudik mencari kelas, menuruti keinginan dosen yang tidak ada habisnya. Dan bukan hanya itu -- tapi tetap saya nikmati.

Sampai Tuhan menunjukkan bahwa saya harus meneteskan air mata, merasakan hati yang berkecamuk, dan membiarkan isi pikiran berlalu lalang dengan segala urusannya. 

Tugas akhir, sebut saja skripsi. (Mungkin) tak sesulit bagi mereka yang sudah melaluinya. Tidak melemahkan mereka yang sudah siap secara fisik, pikiran maupun mental. Bahkan, tidak serumit yang terpikirkan oleh orang-orang yang sudah menyerah padahal belum memulai.

Apa yang membuatnya terlihat dan terasa sangat mencekam?

Dihantui dosen killer? Sulitnya menemui dosen yang bersangkutan. Beban tiap tahapan yang terasa sangat melelahkan. Atau karena masih ada kakak tingkat yang enjoy sebagai mahasiswa pergerakan.

Lulus tepat waktu adalah slogan mahasiswa baru. Kalimat yang selalu berkobar, namun akan padam seiring berjalannya waktu. Pasalnya, banyak kakak tingkat yang mampu mencicipi rasanya berada di semester 14. Alasan atau apapun yang melatarbelakanginya berbeda-beda. 

Menunda wisuda tahun ini, dengan mudahnya bisa saja dilakukan. Alasannya? Ah, bukan hal penting yang harus diketahui banyak orang. 

Banyak hal terjadi, memilih untuk menghadapinya lebih baik bukan?

Betapapun kampus tercinta terasa begitu berat untuk dilepaskan. Ilmu yang didapatkan belum ada apa-apanya. Tuition fee masih bisa terbayar. Penelitian yang hebat butuh waktu yang lama. Pengalaman organisasi di kampus takkan bisa diulang. Atau masih sibuk rebahan dengan dalih mencari pencerahan.

Jauh dari itu semua, ada secercah bahkan meruahnya harapan yang dikirimkan -- ibu, bapak, guru-guru, sahabat, teman, juga lubuk hati terdalam.
Seberat apapun prosesnya. Saya meyakini bahwa sebagai mahasiswa, lulus bukan hanya perihal keinginan, tapi juga tanggung jawab.

Meskipun setelah lulus harus jadi pengangguran. Percayalah, level selanjutnya jauh lebih menegangkan. 😁

Standar tepat waktu memang berbeda-beda.
Setidaknya, kita 'kan terus berjuang ❤️

--

Selamat berwisuda ria kakak-kakakku. Selamat mengukir kenangan. Selamat menjadi selebriti seharian. Selamat bersuka cita. Yang terpenting, selamat atas pencapaian diri sendiri.

Cening, 19 Januari 2020

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pastikan Perjalanan Udaramu Tak Sendeso Saya

Terimakasih Tuhan