Ibu bangga padamu, nak!


Waktu menunjukkan pukul 4.30, lagi-lagi tidur saya berlebihan. Seharusnya pukul 4.00 saya berangkat untuk kursus Bahasa Inggris yang merupakan salah satu fasilitas yang diberikan pihak kampus kepada mahasiswanya. Kemudian izin keluar lebih dulu karena akan rapat KKN pukul 5.30 dilanjut dengan bukber di salah satu tempat makan yang lumayan terkenal. Perasaan saya agak kalut saat itu, karena ada beberapa hal yang terjadi di luar kendali pikiran dan perasaan saya. Ditambah saya sedikit menyesal karena terlambat bangun.

Tidak ingin kehilangan kedua agenda yang sudah terencana. Akhirnya saya bersiap untuk pergi bertemu rekan-rekan KKN tepat pukul 5. Ternyata arus lalu lintas cukup padat merayap. Macet, dan saya menikmatinya. Itung-itung ngabuburit, sampai sana tinggal berbuka hehe. Entah kenapa, berjalan sendirian dan menikmati perjalanan it’s really me. Terkadang saking menikmatinya, saya tidak ingin turun.

Di tengah perjalanan, adzan maghrib berkumandang. Tanpa berbekal apapun, saya menunggu sampai di tempat tujuan. Disambut kegelapan, karena kebetulan listrik padam. Salah seorang dari rekan KKN saya bergurau, “Yesus datang memberkati”. Entah apa maksudnya, yang pasti mereka menyambut hangat kedatangan saya. Saya membalasnya dengan senyuman.

Diawali dengan segelas es teh manis, saya menikmati hidangan yang telah disiapkan. Dilanjut dengan obrolan-obrolan mengenai persiapan KKN nanti. Tak terasa waktu berlalu begitu saja, akhirnya kami pulang. Bersama keempat rekan yang satu jalur, kami menaiki angkot yang sama menuju Cibiru.

Di tengah perjalanan, seorang bapak datang. Rupanya beliau mendengarkan cuitan kami dan tertarik untuk berbincang bersama. Beliau mengatakan, “Kalau belajarnya bener, insyaallah nanti sukses. Sepupu saya kuliah di UIN lanjut jadi dosen di Singapur”. Perpisahan bapak diiringi dengan doa dari beliau untuk kami, kami semua mengaminkan. Semoga bapak selalu diberikan kesehatan.

Rupanya perjalanan tak semacet tadi. Kami berpisah satu persatu. Akhirnya saya sampai dan turun dari angkot. Jalanan ramai lancar, tidak biasanya saya takut untuk menyebrang. Jangan mati, saya belum solat. Kalimat itu sontak muncul dalam pikiran saya. Setelah cukup lama menunggu kesempatan, saya memberanikan diri untuk berjalan menyebrang.

Saya berdiri tepat di antara lajur kiri dan kanan. Dari kejauhan saya melihat anak-anak yang sepertinya akan menyebrang juga. Ternyata benar, anak-anak itu menyetop kendaraan satu persatu, saya diam saja, karena kendaraan melaju cukup cepat. Anak-anak hampir mendekati saya untuk menyetop kendaraan, dan mengatakan “teh, hayu teh”. Hati saya meleleh, ternyata mereka berniat untuk menyebrangkan saya. Perasaan kalut yang menyelimuti sejak sore tadi tanpa sengaja tersingkap oleh air mata saya.

Saya tak mampu menahan tangis, melihat tindakan anak-anak tadi membuat saya sangat bahagia hingga mengeluarkan air mata. Ingin rasanya saya memeluk mereka satu persatu. Karena tidak memungkinkan, saya hanya mengucap terima kasih. Hati dan pikiran saya mengatakan, "jika saya menjadi ibumu, saya akan sangat bangga padamu nak. Semoga kebaikan selalu mengiri langkahmu".

Sebrang Sentra Aqiqah Cibiru Hilir, 8 Mei 2019

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pastikan Perjalanan Udaramu Tak Sendeso Saya

Terimakasih Tuhan

Lulus Bukan Hanya Perihal Keinginan, Tapi Juga Tanggung Jawab